Pengalaman Pertama Projek Indoor Pre Wedding

Minggu, 10 Maret 2019

2 komentar
Pengalaman Pertama Projek Indoor Pre Wedding
Lokasi : Halaman Belakang Rumah

Assalamualaikum
Halo semuanya~

Sebelumnya saya pernah bercerita tentang pengalaman pertama kali ikut dalam projek foto pre-wedding teman kantor. Pemotretan dilakukan outdoor yaitu di pantai Anyer dan kawasan Banten lama. Kostum dan make up yang dipakai saat itu cukup santai dan ringan. Mengingat kita yang ikut dalam projek itu juga bukan tim profesional dan hanya bermaksud untuk membantu teman. Sebagai pemula saya amat senang melakukannya dan cukup puas dengan hasilnya. Sayapun membagikan kisah dan hasil jepretan di blog ini. 


Ternyata hasil otodidak saya tersebut dilihat oleh teman kantor lainnya dan dia pun tertarik hingga meminta untuk kerja sama projek foto pre-wedding. Akhirnya saya membentuk tim projek baru yang terdiri dari 3 orang yaitu 2 orang sebagai fotografer (Saya dan mba Umi) dan satu orang sebagai manager dan MUA (Resi). Kami dan calon pengantin saling berdiskusi dan memutuskan untuk melakukan pemotretan indoor dengan tema casual.

Untuk tema indoor kali ini, kami memilih rumah salah seorang teman yaitu Mba Umi yang juga merupakan bagian tim fotografer. Rumahnya minimalis dan didominasi oleh tanaman dan hiasan handmade. Sehingga dianggap cocok dengan keinginan calon pengantin yang ingin memiliki foto pre-wedding yang santai, tidak begitu serius dan mencerminkan interaksi mereka sehari-hari.

Pemotretan dilakukan di beberapa sudut rumah, mulai dari ruang tamu, ruang keluarga, taman belakang, dinding luar dan jalanan di sekitar perumahan.

Berikut hasil foto yang saya ambil.
Indoor Pre Wedding
Lokasi : Ruang Tamu

Lokasi : Ruang Keluarga
Lokasi : Ruang Keluarga
Lokasi : Ruang Keluarga
Lokasi : Dinding Depan Rumah
Lokasi : Dinding Belakang Rumah (Tetangga)
Alhamdulillah proses pemotretan berjalan lancar dan mereka juga cukup puas dengan hasilnya. Dan inilah pengalaman kedua saya sebagai fotografer projek pre-wedding namun pertama kali mencoba di lokasi indoor. Jika dibandingkan dengan tema outdoor, kelebihan tema indoor adalah tidak ada biaya transportasi, tidak pusing memikirkan cuaca dan kondisi sekitar. Apalagi rumah yang kita gunakan memiliki sudut-sudut unik dan hiasan tertentu sehingga banyak pilihan background.

Terima kasih kepada calon pengantin (yang sekarang sudah resmi menikah) telah percaya dengan tim kami dan terima kasih juga kepada mba Umi dan suami yang sudah meminjamkan rumahnya sebagai lokasi foto-foto. 

Sebenarnya masih banyak foto yang ingin saya tampilkan tapi sepertinya saat ini cukup segitu dulu. Untuk postingan berikutnya, saya ingin membahas behind the scene dan review rumah yang digunakan saat pemotretan,

xoxo
dila

Location : Indoor (Rumah)
Date : 20 October 2018

Camera : Fujifilm XT20
Read More

Awal Mengenal Rajutan

Kamis, 07 Maret 2019

4 komentar
Awal Mengenal Rajutan

Sudah lama sekali ingin bercerita tentang kisah saya dengan rajutan. Namun selalu tertunda karena antrian cerita yang ingin ditulis sangat banyak, haha. Akhirnya sekarang berusaha menguatkan diri untuk menuliskan pada blog ini mengenai rajutan sebagai salah satu hobi saya.

Sekitar tahun 2011, saat masih kuliah, seorang dosen mata kuliah Korean Business memberi tugas untuk membuat online shop dalam bahasa Korea (yap karena saya adalah mahasiswa jurusan Bahasa dan Kebudayaan Korea). Saat itu saya bingung mengenai produk yang akan ditampilkan di online shop tersebut, lalu mencoba googling secara random di internet. Setelah banyak melihat ide-ide produk jualan, saya pun tertarik dengan produk rajutan seperti tas rajut, aksesoris dll dan memutuskan untuk membuat online shop produk rajutan.

Saya iseng cek online shop dulu dan ternyata masih ada blognya, belum dikick sama blogspot!!
Yang penasaran, bisa kunjungi link berikut [ www.dilasyarn.blogspot.com ] tapi semuanya full bahasa korea yah, hehe


Berawal dari sering melihat produk rajutan saat membuat tugas kuliah, akhirnya saya semakin tertarik  dan penasaran tuk coba membuatnya sendiri. Saya mulai mencari informasi tentang rajutan di internet.

Ternyata rajutan itu dibedakan menjadi dua macam yaitu crochet dan knitting. Perbedaannya, crochet hanya menggunakan satu jarum/hakpen sementara knitting dua jarum. Kalau dari segi hasil, crochet biasanya menghasilkan taplak meja, sarung bantal, tatakan gelas sepatu bayi dan lain-lain. Menurut saya rajutan crochet terlihat padat dan kaku. Sementara knitting biasanya menghasilkan produk wearable seperti syal, baju, sarung tangan dan hasil rajutannya lebih lembut dan lentur.

Saat itu yang terlihat mudah dan membuat saya ingin mencobanya adalah crocheting. Saya pun membeli perlengkapan utama yaitu buku tutorial, jarum crochet (hook/hakpen) dan benang. Setelah itu mencoba belajar sendiri dari buku tutorial namun gagal. Entah kenapa saya tidak bisa mengerti instruksi tulisan di sana dan juga tak bisa memahami gambarnya. Karena dalam ilmu rajut-merajut ada banyak simbol-simbol, singkatan, jenis-jenis tusukan dll. Sayapun menyerah, berhenti mencoba dan memilih untuk menyimpan semua peralatan rajut.

Waktu pun berjalan, saya telah lulus kuliah dan sudah menjadi karyawan di sebuah perusahaan swasta. Sekitar tahun 2016 saat berkunjung ke kosan Ririn, salah seorang teman kerja, ternyata dia bilang kalau dia sedang belajar merajut secara otodidak. Kenangan tentang kegagalan merajut saat kuliah muncul kembali. Bukannya trauma, malah jadi ingin belajar merajut lagi. Saya meminjam hakpen dan benang Ririn sambil melihat video tutorial dari youtube. Setelah menonton video beberapa kali, saya mulai mengerti dan mempraktekannya. Dan tada~~ akhirnya saya paham jenis-jenis tusukan dan bisa membuat dasar-dasar rajutan.

Alhamdulillah, misteri dari tahun 2011 terpecahkan berkat teman saya dan video tutorial di Youtube. Mengingat jaman dulu, youtube itu belum populer atau mungkin saya yang tidak tau kalau ada tutorial semacam ini di platform tersebut.
Awal Mengenal Rajutan
Buku belajar merajut dan hasil rajutan pertama
Awal Mengenal Rajutan
Lihat tutorial Granny Square tapi hasilnya malah triangle

Akhirnya saya mencari lagi peralatan rajut yang disimpan, lalu langsung membeli benang dan hakpen berbagai ukuran. Saya juga gencar mencari tutorial baik di youtube, instagram dan blog. Semakin banyak sumber yang didapat semakin banyak list karya yang ingin dibuat. Saya mencoba buat rajutan mulai dari yang paling gampang dan cepat. Seperti pot holder, tatakan gelas, hiasan dinding dan tempat tisu.
Awal Mengenal Rajutan
Coaster / Tatakan gelas dan vas
Awal Mengenal Rajutan
Granny Squares
Awal Mengenal Rajutan
Cikal bakal cover kotak tisu
Awal Mengenal Rajutan
POT HOLDER

Senang sekali bisa mendapatkan hobi dan keahlian baru secara otodidak. Tak menyangka juga hal yang gagal dilakukan beberapa tahun lalu tiba-tiba berhasil dilakukan tanpa sengaja/tanpa rencana. Walaupun prosesnya juga tak langsung lancar karena masih ada kesulitan dan kegagalan kecil lainnya.

Ini menjadi pengalaman yang unik dan saya sangat bersyukur diberikan ilmu/keterampilan baru oleh Tuhan (Alhamdulillah) dan berterima kasih juga kepada Ririn yang sudah membuat saya mencoba merajut lagi.

Sekian kisah saya dengan rajutan dan di tulisan berikutnya saya akan share blog rajutan favorit dan juga hasil rajutan lainnya.

Anyway saya punya account Instagram khusus rajutan, silakan kunjungi @yarn.n.rope
(update 2020, sekarang account rajutan digabung dengan macrame)

Note : Semua gambar di atas adalah foto pribadi dari rajutan yang saya buat.

xoxo
dila
Read More