Bukan Nasi Padang, Ini Makanan Yang Harus Dicoba Saat di Bukittinggi

Kamis, 08 Juli 2021

Saat berwisata ke sebuah kota, selain ingin mengunjungi objek wisata terkenal di kota tersebut tentu wishlist lainnya adalah mencoba kuliner khas di sana. Seperti halnya saat mengunjungi kota Bukittinggi, tidak hanya ingin berfoto dengan latar belakang Jam Gadang atau menikmati pemandangan Ngarai Sianok dari Taman Panorama, wisatawan biasanya ingin mencoba langsung "nasi padang" atau "sate padang" yang sangat legendaris.

Biasanya hari pertama dan kedua berada di Bukittinggi masih terharu dan menikmati makan nasi padang, namun di hari ketiga mulai bosan dan ingin makanan yang berbeda atau ujung-ujungnya makan di restoran cepat saji. Di saat seperti ini, dari pada membeli makanan di restoran cepat saji yang bisa ditemukan di kota manapun, ada baiknya hunting rumah makan/ restoran atau kafe yang ada di sana.

Rumah Makan H. Minah

Nah, sebagai orang asli Bukittinggi, saya ingin merekomendasikan tempat makan yang ada di Pasar Ateh Bukittinggi yaitu rumah makan H. Minah. Menu yang disajikan adalah nasi goreng, mie goreng, nasi soto, mie tahu dan berbagai jus, pokoknya bebas dari "nasi padang".

Walaupun tempatnya kecil dan bentuknya biasa saja, tapi rasa makanannya enak dengan cita rasa Bukittinggi tentunya. Terbukti rumah makan ini sudah ada sejak saya kecil dan masih bertahan hingga sekarang walaupun sempat berpindah tempat. Ini benar-benar tempat makan favorit karena saya sering mengunjunginya bersama keluarga maupun teman sekolah saat berbelanja di pusat kota Bukittinggi.

FYI, di sini lah saya makan siang sebelum makan es krim di Yummy Crepes & Ice Cream waktu itu.

>> Baca juga : Hey Yo!! Instagramable Place Check!!Yummy Crepes & Ice Cream

Rumah makan H. Minah berada di bagian kanan belakang bangunan Pasar Ateh Bukittinggi, yaitu di dekat pintu masuk parkiran mobil. Di sana kamu akan melihat dua papan nama H. Minah karena memang rumah makan ini ada dua dan saling bersebelahan. Saya sempat bertanya kenapa kasir kenapa ada dua tempat, katanya karena pemiliknya berbeda yaitu kakak dan adik (mungkin anaknya H. Minah) namun rasa masakannya masih sama.


Mie Goreng dan Mie Tahu

Makanan yang paling khas di sini adalah Mie Tahu dan Mie Goreng. Mie tahu itu berupa mie kuning besar yang direbus, lalu dicampur dengan tahu goreng dan disiram kuah kacang. Tak lupa ditambahkan kerupuk di atasnya. Kalau dilihat bahan-bahannya cukup simple, tapi sejauh saya merantau, saya belum pernah menemukan makanan seperti ini di tempat lain. Sehingga mie tahu menjadi wishlist saya saat mudik. Sementara mie goreng di H. Minah ini juga unik, mereka tidak menggunakan mie goreng biasa tapi menggunakan mie kuning besar seperti mie tahu.

H. Minah Bukittinggi
Mie Goreng

H. Minah Bukittinggi
Mie Tahu

Jus Pokat & Ampiang Dadiah

Kalau minuman, yang harus dicoba di sini adalah Jus Pokat/alpukat. Setelah merantau, saya menyadari jus alpukat di kota kelahiran saya adalah yang terbaik. Karena komposisi buah alpukatnya enggak pelit sehingga teksturnya cenderung padat. Ini berbeda sekali dengan jus alpukat yang saya temui di Jakarta dan sekitar yang biasanya sangat encer. Saking padatnya, jus alpukat di rumah makan H. Minah harus diminum dengan 2 sedotan kecil.

Jika masih belum kenyang, hidangan penutup yang saya rekomendasikan di sini adalah Ampiang Dadiah. Baru pertama kali dengarkah? Ampiang dadiah adalah dessert khas Sumatera Barat. Komposisinya adalah dadiah yaitu susu kerbau yang telah difermentasi, ampiang yaitu beras ketan yang ditumbuk, es serut dan disiram dengan kuah gula merah . Bisa dibilang dadiah adalah yoghurt versi tradisional khas Sumatera Barat yang proses fermentasinya dilakukan di dalam wadah bambu. Jadi rasa ampiang dadiah adalah asam-asam manis menyegarkan. Dan teksturnya perpaduan lembut dari dadiah dan keras dari ampiang.

H. Minah Bukittinggi
Mie Tahu & Jus Pokat

H. Minah Bukittinggi

H. Minah Bukittinggi
Ampiang Dadiah

Nasi Goreng & Soto

Selain makanan di atas, makanan lainnya juga recomended seperti nasi goreng dan soto. Secara tampilan, yang membedakan nasi goreng ini (Sumatera Barat) dengan nasi goreng di kota lainnya adalah menggunakan daging sapi goreng yang diiris tipis sebagai proteinnya. Lalu ditaburi mentimun, daun selada yang dipotong memanjang dan kerupuk merah.

Sementara soto disajikan dalam dua piring, nasi dan soto. Soto biasanya juga menggunakan menggunakan daging sapi goreng yang diiris tipis, diberi bihun, kentang rebus dan daun seledri. satu lagi, bagi kamu yang galau mau makan nasi goreng atau mie goreng, di sini bisa pesan nasi-mie goreng loh. Menarik kan! 

H. Minah Bukittinggi
Nasi Soto
H. Minah Bukittinggi
Nasi-Mie Goreng

H. Minah Bukittinggi
Menu Makanan di H. Minah Bukittinggi

Mengenai harga makanan, semua makanan di H. Minah harganya Rp. 15,000. Sementara harga minuman saya lupa (maaf yah) mungkin sekitar Rp 10,000 hingga Rp 15,000. Di rumah makan H. Minah tidak ada kertas menu dan harga. Menu makanan dan minuman tertulis di papan besar yang digantung di dinding.

Semoga para pembaca menjadi tergiur melihat review tempat makan saya kali ini. Bismillah influencer Bukittinggi!!!...hehehe.
 
Note :
Semua foto pada artikel ini adalah foto yang saya ambil sendiri. Mohon untuk tidak menggunakan foto di atas tanpa seijin saya.

---

Lokasi : Bukittinggi, Sumatera Barat
Tanggal : 2 Juni 2021
Kamera : Fujifilm XT20

xoxo
dila

32 komentar:

  1. duh makannya menggoda iman huhuhu pengen coba nyobain mie gorengnya sedep banget ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mie gorengnya emang enak...hehe. yuk sini coba.. :P

      Hapus
  2. begitu dengan kata padang, pasti yang terbayang tentu nasi padang ya, hehe. tapi melihat penampakan nasi soto bikin ngiler juga, ada yang jual gak ya di Bandung?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya di kota besar kayak Jakarta dan Bandung udah ada yang jual nasi soto khas Padang. Semoga nemu yah kak,, hehe

      Hapus
  3. Aku jadi pingin mie tahu. Hahaha. Besok nyoba bikin aah. Btw, itu mie tahu kan mie-nya besar, apa itu mie basah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, kayaknya bikinnya gampang kak. yup mie kuning yang besar.

      Hapus
  4. Aku baru tau kak, selama ini ke Bukittinggi pastinya makan nasi di rm atau bawa nasi aja.

    Sama-sama urang awak kak, aku dari Padang kk, salam salam yaa kak, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, senangnya ketemu blogger satu kampung.
      Kalau gitu wajib cari RM H. Minah ini kak. posisinya di belakang bangunan Pasa Ateh.

      Hapus
  5. Karena di Jakarta udah sering makan nasi Padang, maka daku tekadkan insya Allah bila berkesempatan ke Bukittinggi mau coba menu yang ada di artikel ini yang ditulis kak Dilla, hehe. Apalagi si ampiang dadiah, daku udah pernah lihat di Tivi, nikmat bener dari penampakannya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, nasi Padang udah kayak franchise, ada di mana-mana.
      Semoga beneran bisa coba langsung di Bukittinggi yah!! Ampiang Dadiah paling beda emang, harus coba langsung di sini.

      Hapus
  6. Ternyata ada makanan lain selain nasi padang ya, dan makanan ini gak ada di luar kota kah? Jadi kalau mau makan harus ke Bukittinggi langsung ya?

    Enak-enak kayaknya, aku paling penasaran sama ampiang dadiah karena unik ada fermentasi susunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukurlah, tujuan saya bikin artikel ini tercapai. Mengenalkan kuliner lain di tanah minang selain "nasi Padang". Sejauh saya tinggal di Bukittinggi dan berkunjung ke kota sekitar, mungkin kalau nasi goreng dan soto bisa ditemukan di mana-mana, tapi Mie Tahu, Mie Goreng yg kayak gini dan Ampiang Dadiah hanya ada di Bukittinggi. Khususnya Mie Tahu, hanya ada di rumah makan ini.

      Hapus
  7. Saya kalau pulang ke Mandailing Natal, Sumatera Utara pasti lewat Bukittinggi. Karena kampung saya lebih dekat diakses dari bandara Padang daripada Kualanamu. Kalau dari bandara Padang sekitar 8-9 jam lagi, kalau dari Kualanamu bisa sampai 15 jam.

    Dan ketika di Bukittinggi memang saya pernah makan nasi padang, tapi rupanya berbeda dengan yang ada di Sunda. Terutama tekstur nasinya yang bear (bahasa Sunda, saya nggak nemu bahasa Indonesia nya apa, hehe)

    Next, beberapa kuliner yang sudah dituliskan di sini perlu saya coba jika nanti ke Bukittinggi kembali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah jauh-jauh mudik pakai pesawat, dari bandara tetap aja jauh menuju rumah yah? Ternyata saya masih beruntung, cuma 2 jam perjalanan dari bandara BIM ke Bukittinggi.

      Iya, beras di Sumatera Barat berbeda dengan yang di pulau Jawa. Kalau nasi di jawa ulen, sementara nasi di padang lebih kering.

      Hapus
  8. Pengeeeeen, cuma kok belum ada agenda ke bukittinggi. Smeoga pandemi segera berlalu ya...

    BalasHapus
  9. aku penasaran sama ampiang dandiah itu kerasanya kaya yogurt kali ya? semoga bisa ke bukit tinggi, nyobain langsung semua kuliner yang di atas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rasa Ampiang Dadiah khas banget, sejauh ini belum nemu dessert yang rasanya kayak ini..
      Yuk, semoga bisa ke sini

      Hapus
  10. Ya Allah ngileeerrrr banget, mana ini jam makan siang pula wkkwkwkkw. Otw Bukittinggi ah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha,, untung lihatnya pas enggak sedang puasa yah kak.

      Hapus
  11. Wah ampiang dandiah nya bikin saya penasaran kak. Mi goreng nya juga beda sama mi goreng Jawa. Fix, makin banyak tujuan kenapa saya harus ke Bukittinggi. Doakan bisa ke sana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, belum ada dessert lainnya yang rasanya kayak ini, jadi sulit jelasinnya. ^^
      Pantengin blog saya aja kak, biar tau apa lagi yang bikin pengen ke Bukittinggi.. wkwk

      Hapus
  12. Sumatera barat khususnya Bukittinggi adalah surganya kuliner di Indonesia selain Medan dan Aceh. Satu makanan dari postingan ini yang belum say coba adalah dadih. Itu rasanya gimana sih uni?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Sumatera Barat surga kuliner banget. Kalau Aceh, taunya mie aceh doank sih, kalau kuliner Medan saya enggak tau sama sekali. Oh iya, paling taunya oleh-oleh Medan, Bika Ambon dan Bolu Meranti.

      Dadiah itu kayak yoghurt, tapi kayaknya lebih asam lagi.

      Hapus
  13. Wah, kebetulan Ayahku klo mudik suka makan dadiah itu (gak pake ampiang), tapi aku gak berani coba krn ngebayangin klo itu dari susu kerbau dst, haha. Pdhl pst enak dan sehat ya.
    Pas Gordon Ramsay dtg ke SumBar jg kyky nyobain Dadiah itu sih, jadi penasaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awalnya saya juga enggak tau kalau itu dari susu kerbau. Dicekokin aja sama papa, pas udah suka..eh baru tau deh bahan mentahnya. Padahal aslinya saya enggak suka susu.
      Pernah lihat cuplikan Gordon Ramsay ke Bukittinggi, ternyata di nyobain Dadiah juga toh..

      Hapus
  14. eh, itu menunya lucu amat, tomat top :D

    btw aku baru denger ampang dadiah gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sebenarnya penasaran juga tampilan tomat top, tapi karena enggak suka tomat, jadi tak pernah beli.
      Iya, ampiang dadiah emang belum seterkenal nasi Padang kak, hehe

      Hapus
  15. Langsung ngiler liat makanannya.semoga ada rejeki ke bukit tinggi ntar hbs pandemi.aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, saya aja setiap lihat gambar ini juga ngiler.
      Aammiin, semoga bisa yah ke Bukittinggi

      Hapus
  16. Ya Allah, jadi pengen ke bukittinggi lagi T_T liat ini super laper! waktu itu gak sempet makan ini semua, kayaknya.... malah terus ke dangung-dangung beli sate. hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk ke Bukittinggi (setelah pandemi), aduh..sate danguang-danguang juga enak..jadi kengen

      Hapus