Salah Kostum Itu Rasanya

Rabu, 25 Februari 2015

Adalah salah satu kisah menarik saya saat berada di negeri kimchi.

Berawal dari rasa senang karena saya dan 4 orang lainnya diajak 'jalan-jalan' oleh Mister Park baik hati yang biasanya mengajari praktek di lapangan selama masa training. Saat diajak, kita langsung senang dan bilang oke! Namun ga nanya lebih rinci destinasinya dimana karena sebelumnya ga hanya dia, mister-mister lainnya juga ada yang pernah mengajak jalan-jalan dan kita selalu dibawa ke tempat wisata yang bagus. Sehingga walau belum tau mau kemana, kita udah ga sabar hingga hari itu tiba.


Kala itu sudah mulai memasuki summer yang mungkin temperaturnya hampir sama dengan Jakarta, sayapun memutuskan untuk memakai pakaian agak tipis dan sejuk bernuansa orange, jeans hitam dan sepatu flat orange. Kita berkumpul di depan dormitory laki-laki yang berada persis di depan dormitory perempuan karena si mister berjanji akan menjemput kita disana.

Sekitar jam kita janjian bertemu, dari kejauhan kami melihat sebuah mobil pick up gede mendekat lalu berhenti di depan kami. Dengan sedikit firasat buruk kami melihat mobil pick up cukup besar itu dimana bagian depan bisa memuat 6 orang termasuk supir dan di bagian belakang terdapat beberapa karung ntah apa isinya. Lalu seseorang keluar dari mobil tersebut dan ternyata si mister! Firasat buruk kami semakin bertambah begitu melihat kostum ala berkebun beliau, "ini sebenarnya mau kemana?" bertanya-tanya sambil mengelap keringat dingin.


Beliau menyuruh kami segera naik mobil. Di mobil dia menjelaskan bahwa akhir minggu ini dia ingin mengajak kami mengunjungi kampung halamannya. Karena sekali sebulan dia pulang ke rumah untuk menolong orang tuanya berkebun. what!!! Jadi kami diajak untuk berkebun dengan kostum ini!!! Oh No!!

Ini beneran diajak berkebun!! karena begitu sampai di kampung halaman beliau yang ga begitu jauh dari dormitory, tanpa welcoming drink, ga pake ganti kostum, bersama ibu beliau, kita langsung diusung ke sebuah bukit kecil yang terdapat sebidang lahan yang akan ditanami bibit-bibit tumbuhan wijen.



Oke, akhirnya kami mencoba terima nasib untuk membantu proses tanam-menanam bibit wijen dengan pakaian ini, kasihan sama sepatuuu T_T . Alhamdulillah pekerjaannya tidak terlalu berat, kita hanya memposisikan bibit, membuat lubang, menanamnya dan terakhir menyiram dengan air secukupnya. Walaupun terpaksa bercocok tanam menggunakan jeans dan sepatu bagus di bawah terik matahari tapi kami masih bisa melakukannya dengan bahagia. Lumayan sebagai pengalaman baru, kapan lagi merasakan sensasi berkebun di Korea.



Bibit Wijen


Harus hati-hati mengeluarkan bibit dari tempatnya, karena ada beberapa bibit yang hancur tanahnya saat ditarik. Ada yang masih bisa ditanam dan ada yang tidak bisa karena batang dan akar benar-benar putus. Kalau saat itu, kita langsung membuang bibit itu diam-diam biar ga ketahuan sama si mister atau ibunya... hahaha


Ketahuan ngerusakin akar bibit







Tak terasa kami telah selesai menanam semua bibit wijen. Cukup menyenangkan karena berkebunnya sambil ketawa-tawa, sambil foto-foto. Semoga tanamannya dapat tumbuh subur dan dapat hasil panen yang banyak dan bagus. Setelah selesai, kitapun kembali ke rumah lalu dihidangi makan siang yang enak serta buah semangka yang segar oleh si mister. Terima kasih yah Mister Park~ yang telah mengajak kami jalan-jalan ke kampung halamannya~~




Pohang, Korea
Summer 2012

xoxo
dila

Tidak ada komentar

Posting Komentar