Istano Basa Pagaruyuang

Sabtu, 31 Januari 2015

Sebenarnya udah lama banget saya ga jalan-jalan, padahal beberapa kali teman-teman mengajak jalan-jalan tapi saya selalu menolaknya. Bukannya ga suka, malahan pengen banget jalan-jalan sambil wisata kuliner dan tentu saja foto-foto. Tapi sejak saya berkeinginan tuk mempunyai kendaraan, saya bener-bener serius membuat rencana tabungan dan pengeluaran. Sebelum mengeluarkan uang, saya selalu bertanya pada diri saya, apakah ini kebutuhan atau keinginan? apakah urgent atau tidak? Alhamdulillah, semua cobaan hedon bisa saya lewati.

Salah satu cara saya untuk berhemat tetapi tetap terpenuhi keinginan jalan-jalan adalah berwisata di kampung sendiri. Pulang kampung adalah kewajiban dan tentu saya aja budgetnya tersendiri yang berarti saya tidak harus merasa berdosa mengeluarkan duit. Beruntung juga berasal dari kota wisata, sekali dayung tiga pulau terlewati, kalau mudik bisa ketemu keluarga, teman lama sekalian jalan-jalan dan wisata kuliner.

Nah, salah satu kisah berwisata di kampung sendiri yang belum saya tampilkan di blog ini adalah bekunjung di Istana Pagaruyuang. Sebenarnya setelah dari Tarusan Kamang, saya dan keluarga melanjutkan perjalanan ke Istano Basa Pagaruyuang yang terletak di daerah Batu Sangkar.




Istano Basa Pagaruyuang ini sebenarnya bentuknya sama seperti rumah adat Minangkabau yaitu Rumah Gadang, bedanya ini bener-bener gadang alias gede. Yang saya tau, bangunan aslinya pernah terbakar beberapa tahun lalu sehingga dibangun lagi. Sayang juga yah, walaupun dibikin sama tapi otentiknya udah ga ada.




adik-adik tercinta
Istana ini terdiri dari 4 lantai, di lantai bawah sebenarnya bukan ruangan untuk ditempati, kalau zaman dulu pasti digunakan untuk menyimpan ternak tapi di istana ini lantai 1 adalah tempat sewa baju adat. Jadi wisatawan yang ingin mencoba pakaian adat Minangkabau bisa kesini, lumayan untuk foto-foto juga. Selanjutnya di lantai 2 terdapat banyak kamar dan di setiap bagian depan kamar ada semacam pelaminan. Saya udah agak lupa sih, sepertinya secara adat kalau ada anak perempuan yang menikah maka pelaminannya persis di depan kamar dia. Lalu di lantai 3 kalau ga salah hanya ada satu kamar dan ruangan lepas dan terakhir di lantai 4 hanya ada 1 ruangan lepas. Semua dinding terbuat dari ukiran kayu.



Rangkiang
Selain bangunan utama, di sebelah kiri dan kanan depan terdapat Rangkiang yang mana fungsinya untuk menyimpan padi dan hasil kebun lainnya.


Itulah beberapa foto saya berwisata di Istano Basa Pagaruyuang. Walaupun asli Minangkabau, lahir hingga dewasa di Bukittinggi tapi itu bener-bener pertama kalinya saya kesana. Hmm dari bukittinggi kesana lumayan jauh sih tapi keterlaluan juga kalau belum pernah berwisata atau tidak mengenal tempat wisata negeri sendiri.

Mudik selanjutnya saya mau cari tempat wisata lain yang belum saya kunjungi dan pasti akan saya bagi ceritanya disini. ^^


Batu Sangkar, Sumatera Barat
31 May 2014

xoxo
dila

4 komentar:

  1. waaaah keren banget Istano Basa Pagaruyuang nyaaa. belum pernah ke padang sih. tapi kalo ke sana mau nyempetin ah. btw salam kenal yaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga ^^~
      Iya keren, tapi masih sepi karena baru selesai dibangun ulang.
      Ada banyak lagi objek wisata di Padang,, ayo wisata ke sini.

      Hapus
  2. kerennnn foto fotonyaa :D
    ini pake kamera apa :D
    *salahfokus

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pujiannya..
      saya motoin bukan pakai kamera profesional kok, cuma pakai kamera Samsung NX1000

      Hapus