Cerita Lebaran : Perjuangan Mudik

Kamis, 28 Juli 2016

Assalamualaikum Wr. Wb.

Halo my beloved readers & blog walkers. Saya ingin mengucapkan
~Selamat Hari Raya Idul Fitri~
~Mohon Maaf Lahir dan Bathin~


Bagaimana kabarnya? Semoga sehat dan berbahagia setelah kumpul dengan keluarga di hari yang suci. Pasti senang banget kan bisa mudik, menikmati masakan mama dan berkunjung ke rumah saudara-saudara terdekat. Alhamdulillah, sayapun bisa mudik dan merayakan hari raya Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman.

Sebelum bercerita tentang hari lebaran, saya ingin membahas dulu perjuangan mudik. Mungkin semua yang merantau setuju kalau mudik lebaran itu penuh perjuangan. Hal pertama yang menjadi beban pikiran adalah izin cuti khususnya bagi karyawan. Seorang karyawan yang kampung halamannya jauh, bahkan beda pulau seperti saya pasti ingin merasakan liburan yang lama di rumah yang berarti cutinya juga panjang. Walaupun di kalender ada tulisan cuti bersama, tapi di kantor saya hal itu tetap memotong hak cuti tahunan sehingga terpaksa nambah cuti lagi.

Minta cuti juga tidak gampang, kadang harus pantau dulu rencana cuti rekan kerja lainnya. Ga enak juga kalau dalam satu tim cutinya barengan, apalagi perusahaan saya itu beroperasi 24 jam, walaupun tim kami bukan karyawan shift, tapi diminta ada yang standby. Untungnya sih saya perempuan sendiri dan rekan kerja juga ada yang rumahnya dekat dengan kantor sehingga saya akhirnya berani ambil cuti yang banyak.

Perjuangan mudik selanjutnya adalah biaya mudik. Saya mau tak mau harus menggunakan pesawat untuk mudik, sementara harga tiket pesawat bisa naik 2 kali lipat saat musim lebaran, itupun juga harus dibeli jauh-jauh hari. Dari tahun-ketahun selalu gigit jari kalau beli tiket pp untuk libur lebaran. Bahkan untuk pesawat kelas menengah aja harganya bisa sama dengan pesawat Garuda. Tahun ini saya tiba-tiba ingat cerita teman kalau tahun lalu dia dapat diskon saat beli tiket pesawat Garuda menggunakan kartu tanda mahasiswa UI. Nah saya penasaran, apakah ini masih berlaku, lumayan kan dapat diskon 25%. Sebenarnya agak ragu, secara saya sudah jadi alumni UI sejak tahun 2012, tapi saya nekat mencoba demi mendapatkan tiket murah. Sesuai penjelasan teman, sayapun mendatangi counter resmi Garuda di sebuah pusat perbelanjaan di Depok dua bulan sebelum lebaran. Untuk mendapatkan diskon saya harus memperlihatkan KTM UI, awalnya saya agak takut memberikan kartu tersebut kepada petugas, bagaimana tidak, wujud kartunya sudah jelek plus foto saya yang ada pada kartu tersebut, BERBEDA banget dengan sekarang. Biasalah, dulu itu kan masih culun, pake kacamata dan saya inget banget foto itu diambil setelah panas-panas ngantri di rektorat. Fakta membuktikan rata-rata mahasiswa UI yang seangkatan dengan saya malu melihat foto di KTM mereka sendiri. Kembali ke proses pembelian tiket, alhamdulillah petugasnya tidak komentar apa-apa dan langsung bilang kalau saya bisa dapat diskon 25%. Berarti diskon itu berlaku untuk mahasiswa atau ex-mahasiswa yang punya KTM, tidak peduli angkatan berapa. Sistem komputer pasti pintar, kalau emang ada ketentuan angkatannya begitu KTM saya discan mungkin akan langsung error atau ada keterangan tidak mendapatkan diskon. Syukurlah saya dan adek saya bisa mendapatkan tiket garuda yang murah dan diskon juga berlaku untuk keluarga yang punya KTM dengan syarat memperlihatkan kartu keluarga dan jadwal penerbangan harus sama.

Perjuangan mudik selanjutnya bagi saya adalah persiapan untuk mudik itu sendiri. Ntah kenapa bagi saya packing itu adalah hal yang paling ribet. Saya tidak mau pulang membawa tas yang banyak atau kotak tambahan. Namun saat akan mudik lebaran barang yang akan dibawa itu banyak, mulai dari oleh-oleh makanan yang volumenya besar, baju lebaran yang mana itu dress-dress besar, jilbab dan sepatu. Kalau ditulis begini kayaknya simple yah, tapi aktualnya kok ribet banget yah,, hehe. Kadang yang bikin bingung itu mikirin dress ini nanti jilbabnya warna ini trus sepatunya ini. Kalau baju ini pakai outer trus celanannya ini dan jilbabnya motif ini. Kalau rok ini atasannya apa yahh,,, hmm.. Yah semacam itu lah, kayaknya bakalan banyak butuh baju jadi mix and matchnya lama. hehe.. Dulu saya malahan jadi bongkar lemari untuk masalah packing-packing ini. 

Itulah beberapa perjuangan mudik yang selalu saya rasakan, apakah tahun depan saya masih merasakan hal yang sama? Just wait and see,, haha. Oke sekian cerita kali ini, next akan saya sambung dengan kisah selanjutnya. bye bye.. ^^

xoxo
dila

Tidak ada komentar

Posting Komentar